Sebagai Kampus Teknik Terbaik di Indonesia, Lewat SNMPTN, ITS Terima 1.737 Mahasiswa Baru

JAKARTA - Tahun ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menerima sebanyak 1.737 mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dari total 24.425 pendaftar.

Jumlah tersebut merupakan 50 persen dari total kuota mahasiswa baru di ITS sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Sedangkan 442 calon mahasiswa di antaranya merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi.

Ketua Badan Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) ITS Ismaini Zain menyatakan, dibandingkan tahun lalu, jumlah pendaftar SNMPTN ITS mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan sistem baru yang membebaskan semua siswa mendaftarkan diri dengan mengirimkan nilai prestasi akademis.

Proses seleksi SNMPTN tahun ini berdasarkan pada penilaian rapor siswa yang telah terunggah pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). ''Selanjutnya, mekanisme seleksi diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi,'' ujar Ismaini, seperti dikutip dari ITS Online, Rabu (5/6/2013).

Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada seleksi SNMPTN 2013, peserta yang lolos dipilih berdasarkan nilai rapor selama semester satu hingga semester lima. Sementara tahun lalu, penilaian rapor hanya menggunakan nilai semester tiga hingga semester lima.

Dia menyebut, berbagai penghargaan yang diraih siswa pendaftar juga memberi nilai bonus dalam SNMPTN. Selain itu, asal sekolah pendaftar juga dijadikan bahan pertimbangan. Penilaian tersebut meliputi akreditasi, skor SNMPTN tahun sebelumnya, dan track record nilai Ujian Nasional (UN) sekolah.

Catatan alumni suatu sekolah di ITS juga mempengaruhi penilaian SNMPTN. Caranya, dengan melihat catatan prestasi akademik alumni suatu sekolah pada tingkat persiapan. ''Mata kuliah tingkat persiapan hampir sama dengan SMA, jadi ini dijadikan salah satu indikator proses belajar di SMA,'' ungkap dosen Jurusan Statistika ini.

Selain nilai rapor, kelulusan SNMPTN juga dipengaruhi oleh faktor pemilihan jurusan. Hal ini disebabkan karena jumlah peminat dan kuota masing-masing jurusan berbeda-beda. ''Persaingan masuk jurusan yang peminatnya tinggi otomatis lebih ketat,'' tandas Ismaini. (mrg)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar