Wujudkan ITS Menjadi Kampus Riset Internasional

surabayakita.com -Rektor ITS Prof Ir Triyogi Yuwono DEA targetkan kampusnya menjadi universitas riset yang inovatif dan bereputasi Internasional. Untuk mewujudkan hal itu telah disiapkan konsep Kebersamaan, kesejahteraan dan keunggulan (3K).

Triyogi memandang untuk membangun ITS haruslah dimulai dengan kebersamaan dari sumber daya institute dan manusia ITS. Tanpa kebersamaan maka semua hasil tidak akan menyentuh seluruh kebutuhan pemangku kepentingan (stakeholder) ITS.

"Kebersamaan itu dalam pelaksanaannya diimbangi oleh peningkatan kesejahteraan. Tiga hal yang akan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan meliputi penguatan pendapatan, transparansi anggaran dan pemberdayaan SDM," katanya.
Penguatan pendapatan ITS dilakukan program-program inisiatif bekerjasama dengan industry, pemerintah, luar negeri serta alumni.

Triyogi juga menggaris bawahi pentingnya transparansi dan tertib anggaran. Distribusi anggaran akan semakin berfokus pada elemen institusi paling depan, yakni jurusan dan laboratorium.

Selain bentuk peningkatan kesejahteraan secara financial, hal ini dapat dilakukan dengan peningkatan kesejahteraan SDM melalui pelatihan dan studi lanjutan. Misi ketiga yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan adalah keunggulan ITS berupa peningkatan reputasi produk-produk unggulan ITS dalam forum internasional serta terwujudnya ITS sebagai universitas riset.

Dalam operasionalnya, Triyogi menyusun tujuh strategi pencapaian visi dan misi, meliputi aspek organisasi, tata kelola, pengembangan SDM, pembangunan berkelanjutan, penelitian dan pengajaran, sistem informasi dan pengetahuan, program pengabdian masyarakat dan keberpihakan. Strategi-strategi tersebut kemudian dirinci dalam pogram-program pengembangan ITS secara jangka panjang dan jangka pendek.

Dalam program-program tersebut, secara spesifik, pria kelahiran Tulungagung ini menyoroti pentingnya laboratorium sebagai roh dari perguruan tinggi berbasis teknologi seperti ITS. Menurutnya, ITS akan mendorong pelaksanaan Lab-based Education (LBE) yang mengintegrasikan program-program pengajaran dan penelitian dengan muara pada penguatan laboratorium-laboratorium.

Lebih lanjut dikatakannya, ITS akan membiayai secara khusus penelitian unggulan untuk mengakselerasi jumlah publikasi internasional serta tumbuhnya penelitian terapan bekerjasama dengan industry untuk menghasilkan pendapatan. Dalam operasionalnya, ITS akan mengembangkan struktur organisasi yang dipimpin dari bawah (bottom-lead organization) dimana laboratorium dan jurusan akan didorong untuk lebih mandiri termasuk bekerjasama dengan dunia usaha dan industry.

Rektorat dan dekanat akan lebih berperan menjadi penyedia fasilitas dan pengendali. Hal yang sama akan berlaku juga mengenai anggaran yang semakin berorientasi di jurusan dan laboratorium sebagai pelaksana inti.

Sebagai mantan aktivis pada saat mahasiswa S1 dulu, Triyogi mengatakan bahwa mahasiswa ITS akan semakin banyak dilibatkan dalam perencanaan kegiatan softskills, technopreneurship dan pendidikan karakter untuk membentuk mahasiswa yang berdaya saing tinggi dan bermoral baik. ITS akan meningkatkan kerjasama dengan Ikatan Alumni ITS untuk mewujudkan hal itu.

Selain itu, ITS sangat perhatian terhadap keberpihakan pada masyarakat yang kurang beruntung. ITS akan memperluas kesempatan masuk ITS bagi calon mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi, termasuk mendukung kebijakan kesetaraan dan keterjangkauan yang dicanangkan Kemendiknas.
ITS akan mencanangkan setidaknya minimum 20 persen dari kapasitas kursi di setiap jurusan. Misalnya, di satu jurusan ada 1.000 mahasiswa, maka 260 di antaranya harus masyarakat kurang mampu.

ITS juga akan mencanangkan program Eco-campus. ITS harus semakin ramah lingkungan. Kampus ITS akan dilengkapi dengan biker lane untuk para pesepeda seiring dengan semakin banyaknya penggemar bersepeda di kampus ITS. Begitu juga pada hari Jumat nanti akan dilakukan program car dan motor free hours. ITS juga berencana akan membangun Integrated Waste Management.
Misalnya, hasil pembakaran sampah di ITS bisa menjadi pupuk yang bisa dijual oleh pedagang di sekitar kampus. Begitu juga, ITS akan bekerjasama dengan IKA ITS dan pemkot untuk melakukan penghijauan kampus. ITS juga berharap akan menyediakan angkutan gratis ramah lingkungan dalam kampus, sehingga akan mengurangi aliran kendaraan di dalam kampus. Angkutan ini nantinya akan dihasilkan dari pengembangan riset yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa ITS dari berbagai jurusan. (red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar