SNMPTN 2014 diwarnai oleh aksi blacklist panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri.
Namun aksi tersebut bukannya tanpa sebab. Selama ini proses sosialisasi
yang ada masuh belum terserap dengan baik oleh pihak sekolah.
Aksi ini merujuk pada sikap siswa yang tidak lakukan daftar ulang SNMPTN
meski telah dinyatakan telah diterima atau lulus SNMPTN. Tindakan
tersebut menilik pada sikap yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Kami tidak menyebutnya sebagai blacklist karena warna hitam ataupun putih tidak bermakna negatif. Kami menyebut sekolah-sekolah yang seperti itu masuk ke dalam daftar negatif,” ujar Kepala UPT Humas Unpad, Bambang Hermanto.
Dalam salah satu sesi sosialisasi SNMPTN dan seleksi masuk UNPAD di SMAN 5 Bandung belum lama ini, ia menjelaskan soal polemik blacklist yang
terjadi. Tindakan itu, kata dia, tidak dengan memblokir seluruh murid
dari sekolah. Hanya saja Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang dituju bakal
mempertimbangkan data tahun sebelumnya.
Untuk itu perlu adanya sinergi antara pihak sekolah dengan orangtua
siswa. Mereka harus mendampingi siswa saat memilih jurusan yang sesuai
minat, bakat, dan prestasi mereka. Jangan terpengaruh teman atau citra
jika prodi tertentu lebih favorit dibanding prodi lain.
Bambang menilai jika pihaknya tak bisa melarang calon mahasiswa untuk
tidak lakukan daftar ulang sebab itu hak asasi mereka. Sebab bisa saja
mereka miliki pertimbangan lain terkait hasil SNMPTN yang telah ditempuh.
“Namun bila pada data tampak bahwa pemilih dari suatu
sekolah banyak yang tidak melakukan pendaftaran ulang saat telah
diterima, tentu ini juga akan menjadi pertimbangan bagi PTN,” sambungnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar