Buat kamu yang sekarang duduk di kelas 12, mungkin saat ini sedang
harap-harap cemas. Maklum saja, kamu pastinya tengah bersiap-siap untuk
menghadapi ujian nasional (UN). Apalagi, ujian tersebut menjadi penentu
layak atau tidaknya kamu melepaskan status sebagai siswa SMA. Tidak
berhenti sampai di situ saja, ketika berhasil lulus, kamu nantinya juga
harus berjuang keras agar bisa duduk di bangku universitas. Kamu bakal
dituntut mempersiapkan diri secara maksimal untuk menghadapi Seleksi
Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Benar-benar repot,
bukan?
Semua keadaan itu tentunya akan membuat stres kamu semakin berat. Tidak hanya kamu, orang tuamu mungkin juga ikut merasakan stres karena sangat mengharapkan anaknya bisa lulus sekolah dengan nilai terbaik dan kemudian melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit. Setiap tahun UN seakan menjadi semacam momok bagi sebagian besar siswa yang hendak mengakhiri masa-masanya mengenakan seragam putih abu-abu. Lantas, untuk menghadapi itu semua, apa sebaiknya yang kita lakukan?
Adapun yang terjadi selama ini siswa-siswa kelas 12 biasanya sudah mulai mempersiapkan diri dengan berbagai macam strategi untuk menyambut UN sejak memasuki semester pertama tahun ajaran baru. Orang tua pun biasanya sudah mulai ketat dalam mengawasi putra-putrinya belajar di rumah dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi. Selain mengikuti berbagai pelajaran tambahan di sekolah dan menambah jam belajar di rumah, siswa kelas 12 juga mulai memikirkan untuk mengikuti bimbingan belajar (bimbel) yang bertebaran di sekeliling kita. Semua upaya tersebut tentunya diharapkan dapat membuat kita memiliki bekal yang memadai untuk menjawab soal-soal diajukan, baik dalam UN maupun SBMPTN.
Faiz (19 tahun) punya pengalaman soal stres yang dihadapi menjelang kelulusannya. Dia menyebut, tekanan yang dihadapi siswa kelas akhir SMA bukan sekadar soal ketatnya aturan belajar di rumah ataupun padatnya jadwal bimbel yang harus dijalani. Menurut dia, adanya paksaan orang tua terhadap pilihan putra-putrinya untuk memasuki perguruan tinggi tertentu juga ikut menambah beban psikis.
"Saya berpendapat, kita harus diberi kebebasan untuk memilih perguruan tinggi sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki. Orang tua mestinya memahami bahwa kita pun berhak menentukan masa depannya sendiri," ujar mahasiswa semester pertama Politeknik Negeri Jakarta itu. Faiz juga menyayangkan tidak adanya pembekalan khusus yang diberikan pihak sekolah (SMA) kepada para siswa kelas 12 dalam menghadapi SBMPTN. Bahkan, ketika ia menanyakan ke guru-guru di sekolahnya tentang kiat-kiat menembus perguruan tinggi, mereka malah menjawab, "Silakan kamu cari sendiri solusinya karena tanggung jawab kami hanya sampai UN."
Rafi (18) mengaku merasakan betul stres saat hendak mengadapi UN 2015 beberapa bulan lalu. Tidak hanya dituntut mengerjakan tugas yang seabrek banyaknya, ia juga harus pintar-pintar membagi waktu untuk mengikuti kursus dan persiapan SBMPTN. Untungnya Rafi bisa menyelesaikan UN dengan baik, walaupun saat ini ia belum berhasil masuk ke perguruan tinggi idamannya.
"Saya akan coba kembali mengikuti SBMPTN untuk kedua kalinya tahun depan. Tentunya dengan tekanan dan beban psikis yang jauh berkurang dari sebelumnya," ujar alumnus SMA 51 Jakarta Timur itu yang kini sedang mengambil program diploma 1 di salah satu kampus di Ibu Kota.
N ed: endah hapsari
***
Ingatlah Ini
Psikolog sekaligus pemerhati masalah pendidikan, Roslina Verauli, menuturkan, ada beberapa hal penting yang mesti diingat setiap siswa kelas 12 saat menjalani tahun terakhirnya di SMA. Apa saja? Simak yuk....
1. Jangan belajar melulu
Persiapan yang dilakukan siswa menjelang UN tidak berarti membuat kita meninggalkan sama sekali berbagai aktivitas lain yang berhubungan dengan pengembangan potensi diri. Ketika menjalani masa-masa terakhir di SMA, kata dia, siswa kelas 12 tidak hanya mempunyai kewajiban belajar.
Kita masih bisa menjalani kegiatan lain untuk mengembangkan minat dan bakat, seperti berolahraga, bermain musik, dan sebagainya. Belum lagi, kita juga harus tetap dapat menikmati dan menjalankan kegiatan sosial lainnya sebagai remaja.
"Untuk itu, siswa kelas 12 perlu mengimbangi jadwal belajar dengan porsi untuk kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan cara begitu, persiapan yang dijalani nantinya tidak terlalu membuat mereka bosan atau tertekan," ujar Roslina.
2. Terbuka pada orang tua
Roslina juga menyarankan agar kita aktif berdialog dengan orang tua mencari solusi belajar efektif yang bisa diterapkan di luar jam sekolah. Dengan adanya dialog, kita bisa menyampaikan kepada orang tua target apa saja yang hendak dicapai serta kegiatan atau program seperti apa yang dapat kita jalankan sesuai kemampuan dan kenyamanan kita.
3. Pertimbangkan kursus atau bimbel
Siswa akhir SMA juga harus mempertimbangkan kesiapan dirinya sebelum memutuskan menjalani jadwal tambahan, seperti kursus ataupun bimbel. Karena, hal itu sudah barang tentu bakal memengaruhi tingkat kepadatan jadwal kita sehari-hari.
Apalagi, buat remaja yang tinggal di kota besar, kemacetan lalu lintas sudah dapat dipastikan bakal ikut menyita waktu kita saat pergi ke tempat bimbel. Situasi semacam itu pada akhirnya malah membuat siswa semakin stres. Oleh karena itu, ada baiknya siswa memikirkan program belajar tambahan yang efisien dan tidak membuat kita terlalu lelah.
4. Motivasi diri
Hal yang tak kalah penting, siswa kelas 12 juga harus meningkatkan motivasi dalam diri sendiri untuk meraih cita-cita di masa depan. Mengingat kembali cita-cita positif yang selama ini diidam-idamkan diyakini dapat menjadi semacam tambahan semangat baru bagi remaja untuk belajar lebih giat. "Ketika motivasi dari dalam diri itu sudah meningkat, mengikuti belajar tambahan tidak lagi dianggap beban, tetapi justru sebagai satu kegiatan yang menyenangkan," kata Roslina.
5. Fasilitas pendukung
Jika diperlukan, kamu juga bisa mendapatkan bantuan lewat sejumlah fasilitas pendukung. Nah, salah satu solusi untuk mengatasi rasa stres menjelang ujian adalah lewat Quipper Video.
Inilah program belajar yang mengusung platform e-learning online yang dapat menjadi solusi bagi para siswa kelas 12 dalam mempersiapkan diri menghadapi UN dan SBMPTN. "Quipper Video memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap siswa untuk menyerap materi pelajaran di manapun dan kapan pun. Dengan begitu, mereka bisa mengatur jadwal belajar dan berkegiatan dengan lebih leluasa," ujar Marketing Manager Quipper Ltd, Tri Nuraini.
N ed: endah hapsari
sumber berita : http://www.republika.co.id/berita/koran/gen-i/15/11/27/nygx4h5-siap-ujian-tanpa-stres-caranya
Semua keadaan itu tentunya akan membuat stres kamu semakin berat. Tidak hanya kamu, orang tuamu mungkin juga ikut merasakan stres karena sangat mengharapkan anaknya bisa lulus sekolah dengan nilai terbaik dan kemudian melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi favorit. Setiap tahun UN seakan menjadi semacam momok bagi sebagian besar siswa yang hendak mengakhiri masa-masanya mengenakan seragam putih abu-abu. Lantas, untuk menghadapi itu semua, apa sebaiknya yang kita lakukan?
Adapun yang terjadi selama ini siswa-siswa kelas 12 biasanya sudah mulai mempersiapkan diri dengan berbagai macam strategi untuk menyambut UN sejak memasuki semester pertama tahun ajaran baru. Orang tua pun biasanya sudah mulai ketat dalam mengawasi putra-putrinya belajar di rumah dengan memberlakukan peraturan-peraturan yang harus dipatuhi. Selain mengikuti berbagai pelajaran tambahan di sekolah dan menambah jam belajar di rumah, siswa kelas 12 juga mulai memikirkan untuk mengikuti bimbingan belajar (bimbel) yang bertebaran di sekeliling kita. Semua upaya tersebut tentunya diharapkan dapat membuat kita memiliki bekal yang memadai untuk menjawab soal-soal diajukan, baik dalam UN maupun SBMPTN.
Faiz (19 tahun) punya pengalaman soal stres yang dihadapi menjelang kelulusannya. Dia menyebut, tekanan yang dihadapi siswa kelas akhir SMA bukan sekadar soal ketatnya aturan belajar di rumah ataupun padatnya jadwal bimbel yang harus dijalani. Menurut dia, adanya paksaan orang tua terhadap pilihan putra-putrinya untuk memasuki perguruan tinggi tertentu juga ikut menambah beban psikis.
"Saya berpendapat, kita harus diberi kebebasan untuk memilih perguruan tinggi sesuai dengan minat dan bakat yang kita miliki. Orang tua mestinya memahami bahwa kita pun berhak menentukan masa depannya sendiri," ujar mahasiswa semester pertama Politeknik Negeri Jakarta itu. Faiz juga menyayangkan tidak adanya pembekalan khusus yang diberikan pihak sekolah (SMA) kepada para siswa kelas 12 dalam menghadapi SBMPTN. Bahkan, ketika ia menanyakan ke guru-guru di sekolahnya tentang kiat-kiat menembus perguruan tinggi, mereka malah menjawab, "Silakan kamu cari sendiri solusinya karena tanggung jawab kami hanya sampai UN."
Rafi (18) mengaku merasakan betul stres saat hendak mengadapi UN 2015 beberapa bulan lalu. Tidak hanya dituntut mengerjakan tugas yang seabrek banyaknya, ia juga harus pintar-pintar membagi waktu untuk mengikuti kursus dan persiapan SBMPTN. Untungnya Rafi bisa menyelesaikan UN dengan baik, walaupun saat ini ia belum berhasil masuk ke perguruan tinggi idamannya.
"Saya akan coba kembali mengikuti SBMPTN untuk kedua kalinya tahun depan. Tentunya dengan tekanan dan beban psikis yang jauh berkurang dari sebelumnya," ujar alumnus SMA 51 Jakarta Timur itu yang kini sedang mengambil program diploma 1 di salah satu kampus di Ibu Kota.
N ed: endah hapsari
***
Ingatlah Ini
Psikolog sekaligus pemerhati masalah pendidikan, Roslina Verauli, menuturkan, ada beberapa hal penting yang mesti diingat setiap siswa kelas 12 saat menjalani tahun terakhirnya di SMA. Apa saja? Simak yuk....
1. Jangan belajar melulu
Persiapan yang dilakukan siswa menjelang UN tidak berarti membuat kita meninggalkan sama sekali berbagai aktivitas lain yang berhubungan dengan pengembangan potensi diri. Ketika menjalani masa-masa terakhir di SMA, kata dia, siswa kelas 12 tidak hanya mempunyai kewajiban belajar.
Kita masih bisa menjalani kegiatan lain untuk mengembangkan minat dan bakat, seperti berolahraga, bermain musik, dan sebagainya. Belum lagi, kita juga harus tetap dapat menikmati dan menjalankan kegiatan sosial lainnya sebagai remaja.
"Untuk itu, siswa kelas 12 perlu mengimbangi jadwal belajar dengan porsi untuk kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan cara begitu, persiapan yang dijalani nantinya tidak terlalu membuat mereka bosan atau tertekan," ujar Roslina.
2. Terbuka pada orang tua
Roslina juga menyarankan agar kita aktif berdialog dengan orang tua mencari solusi belajar efektif yang bisa diterapkan di luar jam sekolah. Dengan adanya dialog, kita bisa menyampaikan kepada orang tua target apa saja yang hendak dicapai serta kegiatan atau program seperti apa yang dapat kita jalankan sesuai kemampuan dan kenyamanan kita.
3. Pertimbangkan kursus atau bimbel
Siswa akhir SMA juga harus mempertimbangkan kesiapan dirinya sebelum memutuskan menjalani jadwal tambahan, seperti kursus ataupun bimbel. Karena, hal itu sudah barang tentu bakal memengaruhi tingkat kepadatan jadwal kita sehari-hari.
Apalagi, buat remaja yang tinggal di kota besar, kemacetan lalu lintas sudah dapat dipastikan bakal ikut menyita waktu kita saat pergi ke tempat bimbel. Situasi semacam itu pada akhirnya malah membuat siswa semakin stres. Oleh karena itu, ada baiknya siswa memikirkan program belajar tambahan yang efisien dan tidak membuat kita terlalu lelah.
4. Motivasi diri
Hal yang tak kalah penting, siswa kelas 12 juga harus meningkatkan motivasi dalam diri sendiri untuk meraih cita-cita di masa depan. Mengingat kembali cita-cita positif yang selama ini diidam-idamkan diyakini dapat menjadi semacam tambahan semangat baru bagi remaja untuk belajar lebih giat. "Ketika motivasi dari dalam diri itu sudah meningkat, mengikuti belajar tambahan tidak lagi dianggap beban, tetapi justru sebagai satu kegiatan yang menyenangkan," kata Roslina.
5. Fasilitas pendukung
Jika diperlukan, kamu juga bisa mendapatkan bantuan lewat sejumlah fasilitas pendukung. Nah, salah satu solusi untuk mengatasi rasa stres menjelang ujian adalah lewat Quipper Video.
Inilah program belajar yang mengusung platform e-learning online yang dapat menjadi solusi bagi para siswa kelas 12 dalam mempersiapkan diri menghadapi UN dan SBMPTN. "Quipper Video memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi setiap siswa untuk menyerap materi pelajaran di manapun dan kapan pun. Dengan begitu, mereka bisa mengatur jadwal belajar dan berkegiatan dengan lebih leluasa," ujar Marketing Manager Quipper Ltd, Tri Nuraini.
N ed: endah hapsari
sumber berita : http://www.republika.co.id/berita/koran/gen-i/15/11/27/nygx4h5-siap-ujian-tanpa-stres-caranya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar