Soal-soal untuk ujian nasional menurut rencana akan berubah mulai
2016 guna menguji kemampuan berpikir tingkat tinggi murid. Untuk
menghasilkan butir-butir soal yang lebih berkualitas, model naskah soal
akan dibuat sekelas The Graduate Record Examination dan The Scholastic
Aptitude Test.
”Nanti akan kami undang para pembuat naskah soal GRE (The Graduate
Record Examination) dan SAT (The Scholastic Aptitude Test) untuk
memberikan pelatihan. Namun, ini baru akan kami lakukan tahun depan.
Kalau sekarang sudah terlalu mepet waktunya,” ujar Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Anies Baswedan, Sabtu (10/1).
Terkait dengan rencana penggunaan hasil ujian nasional (UN) sebagai
salah satu ”tiket masuk” perguruan tinggi negeri melalui jalur nontes,
Anies menegaskan, hal itu belum ada keputusan. Sejak Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) serta Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) terpisah, persoalan
itu tak mudah diselesaikan karena butuh penyesuaian di antara dua
kementerian.
”Nanti akan disinkronkan dengan kebutuhan Kemristekdikti,” ujar Anies.
Perguruan tinggi
Nilai hasil UN masih dapat dikatakan dipercaya oleh perguruan tinggi
negeri, paling tidak hasil UN tahun lalu, karena pelaksanaan yang
relatif ”bersih” dari kecurangan. UN yang merupakan tes dengan soal-soal
berstandar nasional dianggap lebih obyektif dibandingkan dengan nilai
rapor hasil penilaian guru dan sekolah. Pengalaman perguruan tinggi
negeri tersebut dikemukakan Ketua Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) 2015 yang juga Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta Rochmat Wahab, saat dihubungi, Sabtu.
Jika penyelenggaraan UN bisa dipercaya karena bersih dari kecurangan,
lanjut Rochmat, perguruan tinggi negeri bersedia mengakui dan
menggunakan hasil UN sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam
penerimaan calon mahasiswa baru, terutama untuk seleksi penerimaan calon
mahasiswa tanpa tes.
”Selama tesnya terstandar dan kredibel, itu lebih baik daripada hanya
nilai guru di rapor. Standar setiap sekolah beda-beda sehingga nilai 9
di rapor sebuah sekolah A tidak akan sama dengan nilai 9 di sekolah B.
Tidak adil memperbandingkan rapor antarsekolah,” kata Rochmat.
Menurut rencana, peluncuran SNMPTN 2015 pada 15 Januari 2015.
Pendaftaran peserta didik untuk jalur seleksi tanpa tes dibuka mulai
Februari 2015.
Di tempat lain, secara terpisah, Ketua Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) Zainal Arifin Hasibuan mengatakan, meski fungsi UN
sebagai penentu kelulusan sudah dihapus, fungsi-fungsi lain tetap
dipertimbangkan, seperti sebagai alat pemetaan kondisi pendidikan di
Indonesia. Penyelenggaraan UN diharapkan lebih bersih dari berbagai
kecurangan. (LUK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar