Cerita Perjuangan Kelas XII menghadapi SNMPTN 2014 - by Yusuf Ananda
Ternyata, banyak juga temen-temen gue yang nilainya jauh lebih tinggi
dari gue yang juga memilih Pendidikan Dokter Universitas Indonesia.
Lagipula, dari jalur undangan (SNMPTN), FKUI hanya mengambil satu siswa
dari sekolah gue, SMAN 78 Jakarta, setiap tahunnya. Setelah
mempertimbangkan banyak hal, akhirnya gue melepas niat gue untuk memilih
Pendidikan Dokter Universitas Indonesia di jalur SNMPTN ini.
Setelah memutuskan, gue mencari referensi PTN selain Universitas Indonesia yang Fakultas Kedokterannya mempunyai akreditasi yang sangat baik. Akhirnya, gue memutuskan untuk memilih program studi Pendidikan Dokter di PTN yang berada di bumi Yogyakarta sana. Ya, gue memilih Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada sebagai pilihan gue di SNMPTN 2014 ini. Modal nekat, karena FK UGM tidak menerima siswa seorang pun lewat jalur undangan dari sekolah gue. Oh iya, sebetulnya gue kurang tepat menggunakan istilah "FK UGM" karena program studi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada bukan hanya Pendidikan Dokter, melainkan juga terdapat Gizi Kesehatan dan Ilmu Keperawatan, tapi buat mempersingkat, gue pake istilah FK UGM aja ya untuk merujuk ke prodi Pendidikan Dokter nya. Terakhir, FK UGM menerima siswa dari sekolah gue dari jalur SNMPTN Undangan pada tahun 2011. Setelah itu, gak pernah ada lagi yang diterima di FK UGM lewat jalur undangan.
Ah, bisa aja tahun ini ada yang dapet, pikir gue. Selain itu, alumni 78 2013 juga ada yang diterima di FK UGM, tetapi lewat jalur SBMPTN. Siapa tau FK UGM menerima siswa lagi dari sekolah gue lewat jalur SNMPTN karena tahun lalu ada yang masuk FK UGM? Hehehe. Akhirnya, gue fix memilih Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada di jalur SNMPTN 2014.
Selamat pagi/siang/sore/malam semuanya! Gue kembali lagi setelah menceritakan pengalaman gue melewati salah satu event yang krusial di kelas XII, yaitu Ujian Nasional. Kalian bisa baca pengalaman gue melewati UN 2014 di Cerita Perjuangan Kelas XII: Ujian Nasional SMA 2014 :)
Nah, setelah menceritakan pengalaman gue melewati Ujian Nasional dan
lulus SMA dengan nilai memuaskan, gue mau berbagi pengalaman gue lagi
nih melewati dua event yang sangat-sangat krusial di SMA karena kalau kalian mau masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri), kalian harus melewati event ini.
SNMPTN dan SBMPTN. Perjuangan melewati SNMPTN dan SBMPTN gak kalah
berat dari perjuangan melewati UN, bahkan lebih berat. Kenapa gue bisa
bilang lebih berat? Karena SNMPTN dan SBMPTN itu prinsipnya untuk
menyeleksi, sedangkan UN prinsipnya untuk evaluasi. Kita harus bersaing
dengan semua anak kelas XII di seluruh Indonesia, bahkan banyak juga
alumni SMA tahun-tahun sebelumnya yang ikut SBMPTN, untuk meraih kursi
PTN yang sangat terbatas jumlahnya.
Apa sih bedanya SNMPTN dan SBMPTN?
Disini gue mau mencoba menjelaskan secara gampang aja ya. SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) adalah seleksi yang
penilaiannya berdasarkan nilai rapor dan prestasi-prestasi lainnya.
Jadi, SNMPTN ini gak ada ujian tulisnya, penilaiannya berdasarkan nilai
rapor semester I s.d. V. Sebelum tahun 2013, SNMPTN ini namanya SNMPTN Undangan.
Sedangkan, SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri)
adalah seleksi yang penilaiannya berdasarkan nilai ujian tulis. Jadi,
SBMPTN ini prinsipnya adalah ujian tulis. Sebelum tahun 2013, SBMPTN ini
dikenal dengan nama SNMPTN Tulis. Semoga jelas ya penjelasan singkatnya!
Ok, let me begin to tell you my long journey!
Dari kecil, gue dari dulu pingin banget jadi dokter. Saat balita, kalo
ditanya "Kamu mau jadi apa?," pasti gue bakal jawab "Mau jadi dokter."
Namun, gue juga pernah berubah sih cita-citanya. Dulu pas SD gue sempet
pingin jadi insinyur. Gak tau kenapa dulu gue pingin jadi insinyur,
akhirnya pas SMP saat mulai belajar Fisika dan Biologi (Kimia pas SMP
dikit banget, bisa dibilang gak belajar Kimia malah), gue meninggalkan
cita-cita menjadi insinyur itu. Gue gak bisa Fisika. Gue lebih suka Biologi. Semenjak SMP, cita-cita gue adalah menjadi dokter.
Cerita Perjuangan Kelas XII menghadapi SNMPTN 2014
-- timejump ke kelas XII semester 2 --
Tibalah saatnya mendaftar SNMPTN 2014. Di saat temen-temen gue masih
bingung dengan jurusan yang mau mereka pilih, gue udah sangat fix dengan jurusan yang gue pilih.
Ya, Pendidikan Dokter.
Masalahnya, Pendidikan Dokter di PTN mana? Jujur, semenjak kelas X gue
sangat mengidam-idamkan untuk menjadi mahasiswa Universitas Indonesia.
Lebih tepatnya, menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. FKUI. Gue pun sering ngomong ke temen-temen gue, "Nanti kita
ketemu lagi ya di UI," "Doain gue ya masuk FKUI," "Lo anak FEUI, gue
anak FKUI! Aamiin." Namun, apakah gue masih yakin untuk memilih FKUI
sampai tiba waktunya untuk mendaftar SNMPTN 2014? Sayang, jawabannya
tidak.
Setelah memutuskan, gue mencari referensi PTN selain Universitas Indonesia yang Fakultas Kedokterannya mempunyai akreditasi yang sangat baik. Akhirnya, gue memutuskan untuk memilih program studi Pendidikan Dokter di PTN yang berada di bumi Yogyakarta sana. Ya, gue memilih Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada sebagai pilihan gue di SNMPTN 2014 ini. Modal nekat, karena FK UGM tidak menerima siswa seorang pun lewat jalur undangan dari sekolah gue. Oh iya, sebetulnya gue kurang tepat menggunakan istilah "FK UGM" karena program studi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada bukan hanya Pendidikan Dokter, melainkan juga terdapat Gizi Kesehatan dan Ilmu Keperawatan, tapi buat mempersingkat, gue pake istilah FK UGM aja ya untuk merujuk ke prodi Pendidikan Dokter nya. Terakhir, FK UGM menerima siswa dari sekolah gue dari jalur SNMPTN Undangan pada tahun 2011. Setelah itu, gak pernah ada lagi yang diterima di FK UGM lewat jalur undangan.
Ah, bisa aja tahun ini ada yang dapet, pikir gue. Selain itu, alumni 78 2013 juga ada yang diterima di FK UGM, tetapi lewat jalur SBMPTN. Siapa tau FK UGM menerima siswa lagi dari sekolah gue lewat jalur SNMPTN karena tahun lalu ada yang masuk FK UGM? Hehehe. Akhirnya, gue fix memilih Pendidikan Dokter Universitas Gadjah Mada di jalur SNMPTN 2014.
Range waktu antara pendaftaran SNMPTN dan pengumuman SNMPTN panjang
banget. Gue daftar SNMPTN pertengahan bulan Maret, sedangkan
pengumumannya akhir Mei. Digantungin selama 2 bulan lebih oleh Panitia
SNMPTN.
Nah, di range dua bulan itu, ada UN di bulan April. Jadi, setelah gue
selesai daftar SNMPTN, gue langsung fokus UN. Nah di tahun ini, kabarnya
nilai UN jadi pertimbangan buat penilaian SNMPTN. Akhirnya gue berusaha
keras buat dapet nilai UN yang memuaskan. UN tahun ini soalnya
bener-bener parah susahnya. Susah parah. Karena soalnya sulit, akhirnya
gue percaya kalo nilai UN jadi salah satu penilaian untuk SNMPTN 2014.
Cerita Perjuangan Kelas XII menghadapi SNMPTN 2014
Selesai UN, gue langsung lanjut intensif SBMPTN 2014. Intensif SBMPTN
ini kerasa banget lamanya, kenapa? Mungkin karena masih menunggu SNMPTN.
Karena masih digantungin, akhirnya gue males-malesan belajar
intensifnya. Masuk terus sih intensifnya, tapi gue cuma belajar pas
intensif di bimbel doang. Gue gak belajar lagi di rumah. Gue cuma murni
belajar di bimbel. Kerasa banget males-malesannya, di saat temen-temen
gue semangat ikut tambahan pelajaran, gue sering gak ikut. Dengan
peringkat rapor gue yang menurut gue cukup progresif dan bagus (semester
I: 142, semester II: 32, semester III: 32, semester IV: 13, semester V:
15), gue pede bisa lolos SNMPTN. Gue pede bakal dapat kata "Selamat" di web SNMPTN tanggal 27 Mei 2014. Intinya, gue pede.
Sekitar sebulan gue bermalas-malasan, semakin dekat pengumuman SNMPTN, gue semakin pede. Puncak keoptimisan gue adalah ketika pengumuman UN, gue meraih nilai ujian nasional yang sangat memuaskan, 56.40. Gue cek di link daftar
25 peraih nilai UN tertinggi, peringkat ke-25 mendapat nilai 56.60.
Agak nyesek sih, coba aja gue dibenerin 1 soal di
Biologi/Kimia/Matematika/Fisika, gue bisa dapet nilai 56.65. Gue bisa
masuk di daftar itu. Namun dengan nilai yang hampir menyentuh daftar
itu, gue optimis banget. Bahkan, temen gue bilang "Kalo nilai UN beneran
jadi penilaian SNMPTN, gue yakin pasti lo dapet lah."
........
Beberapa jam sebelum pengumuman SNMPTN tanggal 27 Mei 2014, gue
sangat-sangat deg-degan, tapi gue tetep optimis. Pengumuman diundur 12
jam, dari yang seharusnya sudah bisa dilihat jam 12 malam, diundur jadi
jam 12 siang. Ahelah, bikin makin deg-degan aja.
Sekitar jam 11:40 siang, ternyata hasilnya udah bisa diliat di web-web
mirror SNMPTN, salah satunya web mirror dari ITS. Sumpah, hp gue rame
banget notifnya. Ditambah lagi hp nyokap juga rame banget dari grup
orangtua siswa. Ternyata banyak juga yang lolos :") gue juga ikut
seneng.. Tapi gue tetep gak mau buka hasilnya dari mirrornya. Gue mau
buka langsung dari web SNMPTN dan webnya baru dibuka jam 12 tepat. Jam
12 tepat, ternyata udah bisa diliat pengumuman dari web SNMPTN nya.
Sumpah gue gak bisa mendeskripsikan deg-degannya gue waktu itu. Gue
mencoba merilekskan diri gue dulu dengan menonton TV.. karena kalo
seandainya gue melihat hasilnya dengan keadaan gue yang sedeg-degan itu
dan kalo gue gak lulus, gue bisa pingsan kali. *lebay*
Sekitar jam 12:20 akhirnya gue memberanikan diri setelah terus-terusan
dipaksa nyokap buat ngeliat hasilnya. Gue ambil laptop yang sudah
menyala dari kamar gue dan bawa laptopnya ke kamar ibu gue, lalu
langsung membuka browser dan mengetik link web SNMPTN, pencet tombol enter, ternyata tampilannya sudah begini.
Langsung gue ketik nomor pendaftaran dan tanggal lahir gue...
....
"Bismillahirrahmanirrahim," doa gue dan nyokap gue sebelum mengklik tautan dibawah tanggal lahir.
....
Gue klik LIHAT HASIL SELEKSI
...
Cepet juga websitenya, gak sampe 2 detik langsung keluar hasilnya. Gue scroll sedikit demi sedikit karena kata-kata lolos atau tidaknya terdapat di bawah halamannya jadi harus scroll...
Selamat ya Cup, lo telah di-php-in panitia SNMPTN. Sekali lagi, selamat!
"Gapapa kak, gapapa pasti ada maksud dibalik semua ini," kata nyokap
memecahkan keheningan yang ada, tepat setelah gue melihat hasilnya.
Sedih. Kenapa gue harus ngeliat ini bareng orangtua? Seharusnya gue tadi
liat diam-diam, tidak dengan ibu gue. Kesel, ternyata FK UGM gak
menerima satu siswa pun dari sekolah gue lewat jalur SNMPTN, padahal
yang memilih FK UGM di pilihan pertama ada sekitar 7 orang. Kenapa?
Apakah sekolah gue kurang bagus? Mungkin, gue gak akan sesedih ini kalo
aja ada 1 orang yang diterima di FK UGM walaupun orang itu bukanlah gue.
At the very least, ada yang diterima. Kalo aja gue tau FK UGM gak akan
mengambil satu siswa pun dari sekolah gue, gue gak akan ngambil FK UGM.
Gue bakal mengambil prodi Pendidikan Dokter di PTN lain yang sudah pasti
akan mengambil satu orang dari sekolah gue di jalur SNMPTN ini (kecuali
UI, karena saingannya berat). Mungkin gue akan mengambil FK UNS, FK UB,
FK Undip, atau yang lain kalo tau FK UGM gak mengambil satu siswa pun
dari sekolah gue. Namun apa daya, hal itu emang gak bisa diketahui. Nasi
sudah menjadi bubur, seharusnya gue lebih bijak dalam memilih prodi dan
PTN di SNMPTN.
Gue mencoba buat gak berlama-lama bersedih hati. SBMPTN menunggu 3
minggu lagi, dan gue harus segera melanjutkan perjuangan gue. Gue gak
mau menyia-nyiakan nikmat Tuhan yang memberi waktu 3 minggu untuk lebih
serius berjuang. Gue mencoba bangkit setelah sekitar beberapa menit
meratapi nasib ditolak di jalur SNMPTN. Gue berjanji akan lebih serius
berjuang mendapatkan PTN.
Cerita Perjuangan Kelas XII menghadapi SNMPTN 2014 Terimakasih sudah menyunjung sSITUS SNMPTN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar