Laman

Periskop: Berebut Prestise Kampus Negeri

 
JAKARTA - Perguruan tinggi negeri (PTN) masih menjadi sasaran oleh hampir setiap lulusan sekolah menengah yang ingin melanjutkan pendidikan. Selain lebih terpercaya dan terjamin kualitasnya, biaya kuliah di PTN juga lebih terjangkau dibandingkan dengan perguruan tinggi swasta (PTS). Belum lagi prestise yang timbul karena menyandang status sebagai mahasiswa kampus negeri.


Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk masuk ke PTN setidaknya ada tiga jalur. Pertama, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Jalur ini dilakukan dengan melihat nilai rapor, prestasi, nilai IPK lulusan sebelumnya di universitas, serta mempertimbangkan nilai ujian nasional (UN). Tahun lalu, 137.005 siswa lolos seleksi ini.

Jalur kedua adalah Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Melalui proses seleksi ini, pendaftar diperbolehkan memilih universitas beserta jurusan yang diinginkan, kemudian melakukan tes secara tertulis. Selain anak yang baru lulus sekolah menengah, alumni yang masa lulusnya masih di bawah dua tahun juga diperkenankan untuk mendaftarkan diri pada jalur ini. Pada 2015, ada 121.653 peserta lolos SBMPTN .

Jalur penerimaan yang terakhir adalah ujian mandiri (UM) masing-masing kampus. Biasanya, kuota penerima jauh lebih sedikit dibandingkan pada SNMPTN dan SBMPTN. Melalui jalur ini, masing-masing PTN akan menyeleksi calon mahasiswanya secara mandiri dan independen.
Tahun ini, tidak ada perbedaan dalam prosedur seleksi tahun ini tak jauh berbeda dari 2015. Namun, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menjelaskan, SNMPTN 2016 nanti akan melihat nilai UN sebagai salah satu persyaratan masuk di univeristas yang bersangkutan.

"Belum ada rencana mengubah pola seleksi mahasiswa baru, masih SNMPTN, SBMPTN dan UM. Tapi, jika tahun lalu nilai UN dipakai sebagai pertimbangan, maka tahun ini nilai UN akan menjadi komponen seleksi oleh perguruan tinggi. Sebab, ada korelasi positif antara nilai hasil UN dengan mutu input calon mahasiswa," ujarnya kepada Okezone, Jumat (8/1/2016).
Kendati demikian, Nasir menegaskan, nilai Nilai UN yang akan dipakai dalam komponen seleksi adalah nilai UN utama, bukan hasil perbaikan. Jadi, imbuh dia, mereka yang mengikuti UN perbaikan hanya bisa mengikuti seleksi ujian tulis.

Sementara dilihat dari tren jumlah pendaftar, peserta SNMPTN dan SBMPTN setiap tahun selalu meningkat. Pada SNMPTN 2014 tercatat 777.357 pendaftar. Artinya, ada peningkatan pendaftar 9,5 persen, yakni menjadi 852.093 pendaftar di 2015. Sedangkan pada SBMPTN 2014 terdapat 664.509 pendaftar yang kemudian di 2015 meningkat 4,31 persen menjadi 693.185 pendaftar.
Begitu juga SNMPTN dan SBMPTN tahun ini diprediksi juga akan mengalami peningkatan jumlah pendaftar. Apalagi, Kemristekdikti merencanakan akan menggratiskan biaya pendaftaran kedua jalur masuk tersebut. Selain itu, saat ini beberapa PTN baru yang pada tahun lalu belum diizinkan ikut SNMPTN karena masih berstatus magang di kampus-kampus negeri di sekitarnya diproyeksikan mulai boleh menerima mahasiswa lewat jalur ini pada 2016.

Ketua Panitia SNMPTN dan SBMPTN 2015, Rochmat Wahab saat dikonfirmasi mengatakan, akan ada perubahan kuota dalam SNMPTN dan SBMPTN tahun ini.

"Insyaallah kuota ada perubahan untuk SNMPTN dan SBMPTN. Sejumlah PTN baru bergabung dalam SNMPTN, pasti kuota naik. Tapi tepatnya nanti akan disampaikan waktu launching, yakni pada 15 Januari 2016," tandasnya. (ira)

(rfa)
sumber : http://news.okezone.com/read/2016/01/08/65/1283839/periskop-berebut-prestise-kampus-negeri 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar